Thursday, June 21, 2012

Kisah Teladan Ummu Rumman


Bismillahirrahmaaniarrahiim...

            Perempuan  ini bernama Zainab atau biasa disebut Di’din , tapi ia lebih sering dipanggil dengan laqab (nama panggilan) Ummu Ruman . Perempuan  ini adalah anak dari Amir bin Uwaimir bin Abdullah Syams bin ‘Iqab dan nasabnya berakhir di Kinanah.

            Ummu Ruman tinggal di wilayah yang bernama As-Sirat , yaitu sebuah dataran berkontur pegunungan dan berbukitan di Jazirah Arabia . Ketika sampai usia akil balig , ia dinikahkan dengan pemuda sedesanya yang bernama Harits bin Sakhbarah bin Jurtsumah Al-Kaher dan kemudian dikaruniai putra yang bernama Ath-Thufail.

            Kemudian Ummu Ruman dan anaknya, Ath-Thufail, dibawa Harits pindah ke Makkah. Di Makkah, keluarga kecil ini tinggal dan mendapat perlindungan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a. Sayang, Harits tidak dikarunia Allah swt. dengan umur panjang. Ia meninggal setelah setahun tinggal di Makkah .Abu Bakar kemudian menikahi Ummu Ruman dan merawat Ath-Thufail .
Ummu Ruman pun menjadi istri kedua Abu Bakar.
Dari istri pertamanya, Abu Bakar memiliki dua orang anak , yaitu Asma dan Abdullah. Dari pernikahan dengan Ummu Ruman , Abu Bakar pun mendapat dua orang anak , yaitu Aisyah dan Abdurrahman . Selisih usia Asma dan Aisyah sepuluh tahun. Ummu Ruman menyatukan Ath-Thufail, Asma, Abdullah, Aisyah, dan Abdurrahman dalam asuhannya.

            Ummu Ruman masuk Islam ketika Abu Bakar masuk Islam . Jadi  ia termasuk salah satu as-sabiqunal awwalun (kelompok pertama yang masuk Islam) . Seluruh anak-anaknya mengikuti jejaknya masuk Islam, kecuali Abdurrahman. Dengan begitu, rumah Ummu Ruman adalah rumah kedua yang berada dalam naungan Islam setelah rumah Rasulullah saw . Berbagai macam siksaan yang dilakukan kafir Quraisy kepada kaum muslimin di Makkah juga menimpa diri Ummu Ruman . Apalagi ia aktif bahu-membahu dengan suaminya, Abu Bakar, menyelamatkan orang-orang yang telah memeluk Islam ketika itu dari gangguan kafir Quraisy.

            Sebagai ibu , Ummu Ruman sangat disiplin dan berhasil mendidik anak-anaknya. Sebagai seorang istri , ia sangat menghormati hak-hak suaminya . Dan ia adalah seorang wanita yang menepati janjinya . Sifat-sifat mulia itu terekam dalam peristiwa Rasulullah saat Rasulullah saw meminang Aisyah . Muhammad bin Amr menceritakan kepada kami. Ia berkata, Abu Salamah dan Yahya menceritakan kepada kami, ketika Khadijah telah meninggal dunia, Khaulah binti Hakim –istri Utsman bin Mazh’un—datang menemui Rasulullah saw. dan berkata, “Ya Rasulullah, tidakkah engkau menikah lagi?” Beliau berkata, “Dengan siapa?” Khaulah berkata, “Apabila engkau mau, engkau dapat menikahi seorang gadis, atau seorang janda.” Beliau bertanya, “Siapakah gadis tersebut?” Khaulah menjawab, “Putri hamba Allah Azza wa Jalla yang paling engkau cintai di muka bumi, Aisyah binti Abu Bakar.” Beliau bertanya lagi, “Lalu siapakah janda tersebut?” Khaulah menjawab, “Saudah binti Zam’ah. Ia telah beriman kepadamu dan mengikuti segala yang engkau ucapkan.” Rasulullah berkata, “Kalau begitu pergilah kepada keduanya, dan sebutkan namaku kepada mereka.”

            Khaulah kemudian datang ke rumah Abu Bakar, dan ketika masuk ia berkata, “Wahai Ummu Ruman, kebaikan dan keberkahan apakah yang dicurahkan Allah Azza wa Jalla kepada kalian?” Ummu Ruman bertanya, “Apakah itu?” Khaulah menjawab, “Rasulullah saw. mengutusku meminang Aisyah untuk beliau.” Ummu Ruman berkata, “Kalau begitu, tunggulah sampai Abu Bakar pulang.”

Setelah Abu Bakar tiba, Khaulah menyampaikan maksud Rasulullah saw Setelah mendengan kabar itu , Abu Bakar berkata, “Tunggu sebentar.” Abu Bakar pun keluar rumah . Ummu Ruman berkata kepada Khaulah, “Sesungguhnya Muth’im bin Ady pernah menyebutkan nama Aisyah di hadapan putranya, dan demi Allah, Abu Bakar tidak pernah menjanjikan sesuatu lalu melanggarnya.”
Abu Bakar pergi menemui Muth’im bin Ady. Ternyata Muth’im menarik kembali ucapannya karena khawatir anaknya masuk Islam. Setelah itu, Abu Bakar berkata kepada Khaulah , “Panggillah Rasulullah saw  kemari ” Khaulah pun pergi menjemput Rasulullah saw. Tak lama kemudian Abu Bakar menikahkan Rasulullah saw dengan putrinya, Aisyah, yang ketika itu berusia 6 tahun.

            Tak lama setelah pernikahan itu, Rasulullah saw mendapat perintah untuk berhijrah. Abu Bakar diminta Rasulullah saw. mendampingi. Abu Bakar segera menyampaikan hal itu kepada isterinya, Ummu Ruman. Berita itu tidak membuat Ummu Ruman takut, meski ia harus tetap tinggal di Makkah bersama dengan anak-anaknya di bawah ancaman mara bahaya yang mungkin terjadi. Ummu Ruman justru berkata, “Sesungguhnya keluarga Rasulullah saw. harus menjadi teladan kita.”

            Setelah Abu Bakar berangkat mendampingi Rasulullah saw. menuju Madinah, Ummu Ruman tetap melakukan tugas dan perannya seperti biasa. Tak lama kemudian ia menyusul hijrah ke Madinah bersama keluarganya dan keluarga Rasulullah saw , Fathimah, Ummu Kaltsum, Saudah, Zaid bin Haritsah, Abu Rafi’, hamba sahaya Rasulullah saw , Abdullah bin Ariqazh yang diutus Nabi untuk membawa mereka semua ke Madinah . Thalhah bin Abdullah pun turut serta dalam kafilah ini.

            Ketika tiba di Madinah, Ummu Ruman berkata kepada suaminya, “Wahai Abu Bakar, tidakkah engkau mengingatkan Rasulullah saw. tentang perkara Aisyah?” Maka Abu Bakar segera berangkat menemui Rasulullah saw dan berkata kepadanya , “Tidakkah engkau ingin menggauli keluargamu, ya Rasulullah?” . Kisah selanjutnya Aisyah sendiri yang menceritakannya , Aisyah r.a. berkata, “Nabi Muhammad saw. menikahiku pada saat aku berusia 6 tahun. Kami kemudian pergi ke Madinah dan tinggal di kediaman Bani Harits bin Khazraj, ketika itu saya tidak enak badan dan rambut pun rontok. Ibuku –Ummu Ruman—kemudian mendatangiku yang ketika itu aku berada di sebuah ayunan bersama teman-temanku. Ia kemudian memanggilku. Aku pun mendatanginya meski tidak tahu apa yang ia inginkan dariku . Ia kemudian memegang tanganku dan menghadangku di pintu rumah, hingga aku mulai merasa tidak tenang. Ia kemudian mengambil sesuatu dari air dan mengusapkannya pada wajah dan kepalaku. Ia kemudian memasukkanku ke sebuah rumah yang sudah dipenuhi wanita-wanita Anshar. Mereka berkata, ‘Dengan segala kebaikan dan keberkahan, dan rezeki yang baik.’ Ia kemudian menyerahkanku kepada mereka dan segera mendandaniku, dan hal ini tidak membuatku merasa takut kecuali kedatangan Rasulullah saw. Mereka kemudian menyerahkanku kepada beliau, dan ketika itu aku berusia 9 tahun.” (HR. Bukhari dalam Kitab Manaqib, hadits nomor 3605)

            Hubungan Rasulullah saw. dan Aisyah mendapat cobaan yang begitu dahsyat. Peristiwa ini juga berat dirasakan oleh Ummu Ruman, ibu Aisyah. Pada tahun keenam Hijriah, kaum munafikin menghembuskan fitnah yang menyerang kehormatan dan kemuliaan Aisyah. Ketika pulang dari memerangi Bani Musthaliq , Aisyah tertinggal rombongan Rasulullah saw. Ada seorang sahabat menemukan Aisyah dan mengantar pulang ke Madinah . Sesampai di Madinah Aisyah sakit. Ia meminta izin kepada Rasulullah saw. untuk dirawat di rumah ibunya, Ummu Ruman. Ketika itu sebenarnya sang ibu telah mendengar fitnah yang dihembuskan oleh kaum munafikin terhadap kesucian Aisyah . Ia berusaha menyembunyikan kabar itu dari anaknya.
Dari Masruq bin Ajda’ berkata, Ummu Ruman menceritakan kepadaku seraya berkata, ‘Ketika kami sedang duduk bersama Aisyah, tiba-tiba masuk seorang wanita Anshar dan berkata, “Semoga Allah melakukan yang demikian terhadap fulan!” Ummu Ruman kemudian berkata, “Siapakah orang itu?”

            Wanita tersebut berkata, “Ia adalah putraku yang menceritakan desas-desus itu.” Ummu Ruman bertanya , “Apakah desas-desus tersebut ? ” Wanita itu pun menceritakan isu yang merebak di tengah kota berupa tuduhan terhadap Aisyah r.a. Aisyah kemudian berkata, “Apakah Rasulullah saw  telah mendengar berita tersebut?” Ia berkata , “Ya.” Ia bertanya, “Dan Abu Bakar?” Wanita itu menjawab, “Ya.” Mendengar itu, Aisyah pun jatuh pingsan .Ketika sadar , Aisyah menemukan dirinya didera demam yang sangat tinggi . Saya Ummu Ruman , lalu menghamparkan pakaiannya untuk menutupi tubuhnya ” . Tak lama kemudian Rasulullah saw datang dan bertanya  , “Bagaimana kondisi orang ini?” Ummu Ruman menjawab, “Ya Rasulullah , dia didera demam yang sangat tinggi.” Beliau berkata, “Mungkin saja karena desas-desus yang terkait dengan dirinya” Ummu Ruman menjawab“Ya”.

            Aisyah kemudian duduk dan berkata kepada Rasulullah saw., “Kalaupun aku bersumpah, engkau tidak akan mempercayaiku. Dan bila aku mengatakannya, niscaya engkau tidak akan memaafkanku. Perumpamaan diriku dan dirimu bagaikan Ya’qub dan anak-anaknya yang berkata, ‘Dan Allah Maha Penolong atas apa yang kalian ceritakan “ . Ummu Ruman berkata, “Beliau kemudian keluar dan tidak mengatakan apapun hingga Allah menurunkan firmanNya tentang kesucian Aisyah. Aisyah kemudian berkata, ‘Segala puji hanya untuk Allah semata, dan bukan pujian untuk seorang pun, juga tidak untuk dirimu.” (HR. Bukhari dalam Kitab Maghazi, hadits nomor 3828).

Setelah peristiwa itu, di tahun keenam Hijriah itu juga, Ummu Ruman wafat karena sakit yang dideritanya. Rasulullah saw. ikut turun ke dalam kuburannya dan berdoa di sana. Beliau berkata, “Barangsiapa yang ingin melihat wanita bidadari surga, hendakla     h melihat Ummu Ruman.”

Friday, June 15, 2012

shalawat

Shalawat dan salam untukmu tak surut engkau mensyiarkan Islam, tak mundur engkau menyerukan Tauhid, membuat dirimu dihujat dan dicaci, sehingga
perniagaanmu yang kau rintis sedari muda tidak engkau hiraukan demi membesarkan Allah dan kalimah-Nya yang haq, demi menyadarkan menyelamatkan manusia yang kala itu dipenuhi dengan kemusyrikan, kebatilan, kemaksiatan, kebodohan kepada Agama Allah.

Diawal da'wahmu tiga tahun pertama engkau hanya memiliki pengikut 11 orang, dikala fitnah mengarah kepadamu, hujatan menghujanimu, engkau tetap melangkah, di thaif engkau dihujani batu hingga berdarah, engkau tetap bertahan, dan pada perang uhud gigimu terluka, namun tak surut engkau menebar Risalah, dan pada perang khandak engkau kelaparan, hingga mengganjal batu diperut karena menahan lapar, engkau tetap tegar dan bersabar, Yaa Rosulullaah berapa shalawat yang bisa kami lantunkan?

Betapa jasamu teramat besar, hingga kami umatmu kini dapat mengenal Agama Allah ini, dapat mengenal dhuha, tahajud, Al Fatihah, mengenal sedekah, mengenal dzikir, Bulan Ramadhan, lailatul Qodar, dan semuanya....Yaa Allaah, Yaa Robbi... Hati kami sungguh menjerit atas kekurangan kami mengucap

Shollu alaa Sayyidina Muhammad..

Shalawat dan salam untukmu Yaa Rosulullah, kami semua atas nama jamaah ini lantunkan, Yaa Robb dengan kerendahan hati, kerendahan diri di hadapan-Mu, jadikanlah shalawat ini bernilai sebanyak kedipan mata dan nafas semua mahlukmu ya Allah, karena rasa cinta kami kepada Rosulullah SAW atas smua sgala kekurangan kami, masukanlah kami yang dhoif ini kedalam umatnya kelak di yaumil akhir yg mendapat syafaat, amin.

Wednesday, May 16, 2012

Muslimah Menakjubkan, Mau??

Wanita di masa jahiliah tidak memiliki nilai sedikitpun dalam kehidupan manusia. Status sosial wanita menurut bangsa Arab sebelum Islam sangatlah rendah. Hingga sampai pada tingkat kemunduran dan keterpurukan, kelemahan dan kehinaan, yang terkadang keadaannya sangat jauh dari martabat kemanusiaan. Wanita tidak memiliki hak memprotes atau ikut bermusyawarah dalam urusan suaminya. Segala urusannya diserahkan kepada walinya. Dan adat bangsa jahiliah yang paling buruk adalah mengubur hidup-hidup bayi perempuan.

Lalu bagaimana dengan sekarang? Masih lemahkah seorang wanita? Tentu saja tidak. Wanita-wanita menakjubkan telah bermunculan. Bahkan sejak zaman Rasullulah saw. Mereka mencetak bermacam-macam prestasi baik dalam bidang sosial budaya, agama, bahkan politik. Siapa sajakah mereka? J

Yang pertama adalah Siti Aisyah. Siapa sih yang tidak tau Siti Aisyah. Beliau adalah salah satu istri Rasulullah saw. Bahkan sejak kecil, Aisyah tidak lupa tetap menjaga etika dan adab sopan santun ajaran Rasulullah di setiap kesempatan.

Apa saja sih keistimewaan wanita ini? Yuk kita baca satu persatu.  Yang pertama :Beliau adalah satu-satunya istri Rasulullah SAW yang dinikahi tatkala gadis, berbeda dengan istri-istri Rasulullah SAW yang lain karena mereka dinikahi tatkala janda. Kedua: Beliau adalah orang yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW dari kalangan wanita Suatu ketika Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah.” “Dari kalangan laki-laki?” tanya Amr. Beliau menjawab, “Bapaknya.” (HR. Bukhari (3662) dan Muslim (2384)). Ketiga: Aisyah adalah wanita yang paling alim daripada wanita lainnya. Berkata az-Zuhri, “Apabila ilmu Aisyah dikumpulkan dengan ilmu seluruh para wanita lain, maka ilmu Aisyah lebih utama.” (Lihat Al-Mustadrak Imam Hakim (4/11)). Berkata Atha’, “Aisyah adalah wanita yang paling faqih dan pendapat-pendapatnya adalah pendapat yang paling membawa kemaslahatan untuk umum.” (Lihat al-Mustadrok Imam Hakim (4/11)). Berkata Ibnu Abdil Barr, “Aisyah adalah satu-satunya wanita di zamannya yang memiliki kelebihan dalam tiga bidang ilmu: ilmu fiqih, ilmu kesehetan, dan ilmu syair.” Keempat: Para pembesar sahabat apabila menjumpai ketidakpahaman dalam masalah agama, maka mereka datang kepada Aisyah dan menanyakannya hingga Aisyah menyebutkan jawabannya. Kelima: Tatkala istri-istri Nabi SAW diberi pilihan untuk tetap bersama Nabi SAW dengan kehidupan apa adanya, atau diceraikan dan akan mendapatkan dunia, maka Aisyah adalah orang pertama yang menyatakan tetap bersama Nabi SAW bagaimanapun kondisi beliau sehingga istri-istri Nabi SAW yang lain mengikuti pilihannya. Keenam: Syari’at tayammum disyari’atkan karena sebab beliau, yaitu tatkala manusia mencarikan kalungnya yang hilang di suatu tempat hingga datang waktu shalat namun mereka tidak menjumpai air hingga disyari’atkanlah tayammum. Ketujuh: Aisyah adalah wanita yang dibela kesuciannya dari langit ketujuh. Kedelapan: Barang siapa yang menuduh beliau telah berzina maka dia kafir, karena Al-Quran telah turun dan menyucikan dirinya, berbeda dengan istri-istri Nabi SAW yang lain. Kesembilan: Dengan sebab beliau Allah SWT mensyari’atkan hukuman cambuk bagi orang yang menuduh wanita muhshanat (yang menjaga diri) berzina, tanpa bukti yang dibenarkan syari’at. Kesepuluh: Tatkala Rasulullah SAW  sakit, Beliau memilih tinggal di rumah Aisyah dan akhirnya Beliau pun meninggal dunia dalam dekapan Aisyah. Wau, sungguh mulianya beliau J.

Nah, itu dari zaman Rasulullah. Apakah dari jaman ini tidak ada? Tentu saja ada. Lihat saja wanita asal Yaman yang bernama lengkap Tawakul Abdus Salam Karman. Bagi kita, seorang ibu muda berusia 32 tahun tidak mungkin mampu melengserkan sebuah rezim yang berusia 30 tahun, tapi Tawakul Karman berhasil membuktikannya, ia dikenal sebagai “Ibu Revolusi” Yaman dan memimpin berbagai unjuk rasa hingga menggulingkan Presiden Ali Abdullah Saleh yang diktator. Muslimah dengan tiga anak ini  memperoleh perhatian besar di Yaman setelah keterlibatannya sebagai jurnalis Yaman (Kelompok “Jurnalis Wanita Tanpa Kekangan” yang kritis menyoroti berbagai isu sosial politik, terutama perempuan dan hak asasi manusia) pada tahun 2005 dan pendukung layanan berita telepon genggam pada tahun 2007, yang setelah itu ia memimpin protes demi kebebasan pers. Ia mengadakan unjuk rasa setiap pekan pada hari selasa sejak Mei 2007.

Tawakul Karman mungkin berbeda dengan aktivis lain. Oktober lalu ia terlibat perselisihan dengan anggota partai ultra-konservatif, setelah menerbitkan tulisan yang mendorong partai agar melarang Undang-undang yang membolehkan menikahi menikahi anak perempuan di bawah usia 17 tahun. Meskipun perempuan telah terpilih ke parlemen, negara itu masih tidak memiliki syarat usia pernikahan minimal bagi perempuan. Dalam beberapa kasus, gadis-gadis semuda 7 atau 8 diperbolehkan menikah.

Organisasi yang dipimpinnya juga menantang adat tradisional dengan mencoba menghentikan pernikahan anak-anak, membuka kelas keaksaraan untuk anak perempuan, serta mendorong perempuan untuk menuntut hak mereka di rumah. Kaum hawa juga masih banyak yang menderita gizi buruk karena keluarga cenderung mengistimewakan anak laki-laki. Ia mengangkat derajat perempuan di negara seperti Yaman yang masih diperintah secara kesukuan dan chauvinisme para lelaki.

“Orang-orang ekstrimis membenci saya. Mereka berbicara tentang saya di masjid-masjid dan mengeluarkan selebaran yang mengutuk saya tidak islami. Mereka mengatakan saya sedang mencoba untuk mendorong perempuan menjauh dari rumah mereka,” katanya kepada Guardian Maret lalu. Mungkin karena itu pula ia dijuluki sebagai “Wanita Besi”.

Aktivitas dan sepakterjangnya dalam dunia sosial politik membuat banyak orang tidak menyukainya. Bahkan banyak yang ingin membunuhnya. Berkali-kali ia diancam bunuh. Pada tahun 2010, ia lolos dari maut ketika seorang pembunuh wanita berusaha menikamnya dengan belati tradisional yang dikenal sebagai jambiya. Tawakul Karman mengatakan banyak pendukung nya membantunya bertahan dari serangan tersebut. Pada 26 januari 2011, saudaranya, Tariq Karman, ditelepon oleh seseorang yang diperkirakan adalah Presiden Ali Abdullah Saleh yang menyatakan ancaman akan membunuh Tawakul Karman jika ia tidak menghentikan unjukrasa yang digalangnya. Bahkan awal tahun 2011, bulan Januari, dunia menyorotnya karena ia ditangkap oleh pemerintah Yaman dari dalam mobilnya. Ia pun dijebloskan ke dalam penjara. Padahal bukan hanya kali ini saja ia dipenjara oleh rezim Ali Abdullah Saleh, ia berkali-kali dipenjara. Hal itu memicu ribuan demonstran turun ke jalan menuntut pembebasannya. Hal inilah yang mendorong revolusi Yaman, Tawakul karman menyebutnya “Revolusi Melati”.

Alumnus Universitas Sains dan teknologi serta Universitas Sana’a ini terus berjuang mengkampanyekan perdamaian, kesetaraan hak, dan politik yang berkeadilan. Dalam kampanyenya terkait dengan demokrasi, ia menyatakan bahwa agama bukanlah ancaman bagi demokrasi.

“Semua agama, mereka menghormati demokrasi. Mereka menghormati hak asasi manusia, mereka menghormati seluruh nilai yang kita semua bawa,” kata Karman. Menurutnya, masalahnya bukan terletak pada agama itu sendiri, melainkan pada interpretasi tidak toleran dari sebagian pengikut agama.

Atas kampanye dan perjuangannya tanpa kekerasan, Komite Nobel menganugerahkannya penghargaan Nobel Perdamaian (tahun 2011) bersama dua wanita lainnya, Presiden Liberia Ellen Johnson-Sirleaf dan Leymah Gbowee. Atas penghargaan tersebut, Tawakul Karman menjadi wanita Arab pertama yang memperoleh penghargaan Nobel, sekaligus termuda dengan umur 32 tahun. Penghargaan ini merupakan simbol kerhormatan perempuan Dunia Arab dan Dunia Islam. Selain memperoleh Nobel Perdamaian pada bulan Oktober 2011 ini, penghargaan teraktual yang diterimanya adalah sebagai urutan pertama pada Foreign Policy Top 100 Global Thinkers of 2011. Sebelumnya Karman pun menerima Penghargaan Perempuan Pemberani Internasional pada Maret 2010.

Bagi kaum Muslimah, Tawakul Karman memberikan nasihat, “Perempuan harus berhenti menjadi atau merasa bahwa mereka adalah bagian dari masalah, tapi harus menjadi bagian dari solusi. Kami telah terpinggirkan untuk waktu yang lama dan sekarang adalah waktunya bagi perempuan untuk berdiri dan menjadi aktif tanpa perlu meminta izin. Ini adalah satu-satunya cara untuk memberikan potensi kita kepada masyarakat Yaman.”

Saat jaman Rasulullah udah ada. Jaman sekarang udah ada. Rasanya masih kurang afdol nih kalau enggak dari negeri tercinta ini. Ada enggak sih? Tentu saja ada. Siapa lagi kalau bukan Almarhum Yoyoh Yusroh. Beliau adalah seorang mujahidah dakwah, ustadzah, muballighoh, dan seorang bunda yang penuh kesabaran. Masyrakat banyak mengenalnya sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PKS yang sangat gigih memperjuangkan RUU pornografi. Usulan cerdas beliau tentang kemungkinan tentara TNI wanita berjilbab juga menarik banyak pihak untuk mencermati langkah beliau. Keterlibatannya di kerja dewan sejak tahun 1999 tidak menyurutkan langkahnya dalam dakwah dan tarbiyah di tengah masyarakat. Taujihat dan ceramahnya senantiasa dinanti setiap kader dakwah khususnya akhwat muslimah.

Nah, sekarang apa saja sih contoh-contoh teladan yang berharga yang patut kita contoh. Pertama: Teladan fisik yang kuat dan Komitmen dalam Menjaga Kesehatan. Aktivitas dakwah membutuhkan energi yang luar biasa. Beliau menekankan kita untuk mengonsumsi banyak sayur dan buah-buahan, serta meninggalkan segala jenis makanan instan berpengawet. Lebih tegas, beliau menjelaskan: “Rahim seorang wanita harus dipersiapkan untuk menghasilkan generasi yang terbaik. Jadi makanlah hanya sesuatu yang halal dan toyib.” Kedua: Kesabaran Luar Biasa. Ketiga: Aktif bergerak. Beliau aktif tidak hanya dalam negeri tetapi juga luar negeri (ikut dalam perjuangan internasional membela palestina). Sejumlah tanda jasa pernah diterimanya, seperti International Muslim Women Union (IMWU) tahun 2001 dan 2003 serta Mubaligh National dari Departemen Agama RI tahun 2001. Keempat: Ruhiyah Tinggi. Beliau senantiasa menyelesakan tilawah tiga juz setiap hari. Ketika ditanya bagaimana mungkin menyempatkan diri untuk tilawah sebanyak itu setiap hari, beliau menjawa dengan yakin dan mantap: “Justru karena sibuk dan banyak hadapi aneka persoalan serta begitu beragam manusia, maka harus memperbanyak Al-Qur’an. Kelima: Penyayang dan Peduli.

Nah, itu contoh-contoh muslimah yang menakjubkan. Jaman Rasulullulah ada. Jaman sekarang juga ada bahkan mendapatkan penghargaan bergengsi bernama Nobel. Siapa sih yang enggak mau. Eits, tapi inget, diniatkan karena Allah ya, jangan karena penghargaan. Yuk, muslimah berkarya. Inget sabda Rasullulah: "Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya." :D

SEMANGAT!!! ^_^

Sunday, May 13, 2012

JILBAB HATI..?


Tempo hari, Nisa sudah memaparkan perbedaan KERUDUNG dengan JILBAB
Dan sekarang yang akan di bahas adalah JILBAB hati..?
Seringkali, kita menjumpai wanita yang berada di sekeliling kita, begitu ditnyakan, “kapan berjilbab ukhti?”. Jawabannya macem-macem, diantaranya :
1. “belum siap”
2. "Mendingan begini daripada tidak memakai sama sekali " (maksudnya pake kerudung tapi masih baju press body en celana jeans ketat)
3. "Kok kamu yang ribut, khan emang sudah menjadi mode yang seperti ini!"

Dan jawaban yang trend itu “jilbabin hati dulu, baru jilbabin badan karena percuma pake jilbab tapi hanya buat nutupin kedok, kelakuannya busuk bla bla bla…”, “Iman itu terletak di hati bukan dipakaian, jadi JILBABIN HATI dulu”

Masya Allah, kok bicaranya seperti itu ya? Merasa lebih baik daripada wanita-wanita yang sedang berusaha menutup auratnya, hebat sekali jika kata-kata tadi keluar dr mulut anda, berani mngatakan sprti itu! Tidak jaga bicaranya...


Hmm…
Kalo ada org sperti itu, tanyakan kembali, “sudahkah anda menjilbabi hati anda? Knp bicara sprit itu?”

Back to topick, menyangkal pernyataan “jilbabin hati”

Banyak dari mereka tidak mengenakan jilbab dengan alasan masih merasa hatinya belum terjilbabi. Statemen ini awalnya merebak di kalangan artis. Untuk menghindari dan mengingkari perintah MENUTUP AURAT. Mereka menggunakan alasan di atas untuk menguatkan alasannya membiarkan berpakaian tapi telanjang ditempat umum.

Pada hari ini, artis sudah seperti ‘berhala baru’ bagi anak muda. Tidak mengenal sahabat Rasulullah sudah menjadi hal yang patut di contoh, tapi tidak punya idola artis akan mendapat julukan kampungan, kuper dll. Setelah artis dijadikan berhala baru yang diidam-idamkan, dipuji-puji, dikagumi, apa saja yang artis lakukan akan di ikuti, termasuk artis yang tidak menutup aurat.


Dalam kenyataannya, statemen ‘ingin menjilbabi hati’ ini telah melekat di hati banyak wanita muda. Mereka enggan menutup aurat dengan alasan masih belum siap dan ingin menjilbabi hatinya dulu. Sebenarnya mereka ini bukan tidak siap, tetapi bisa jadi ENGGAN MELAKUKAN PERSIAPAN. Padahal perintah hijab itu bukan perintah biasa, tetapi perintah Allah SWT secara langsung bagi wanita beriman.
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan anak-anak orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-Ahzab 59).

Jika wanita islam enggan menutup aurat, lantas apa bedanya mereka dengan wanita non muslim? Sesungguhnya hijab itu adalah pembeda antara wanita muslim dengan non muslim.

Tidak ada satupun ada perintah yang mengatakan bahwa jilbab hati itu merupakan hal yang urgent dibanding jilbab fisik. Statemen jilbab hati muncul dari kalangan mereka yang sebenarnya enggan memakai JILBAB syar’i.
Created by : Annisa Mutiara Hati (http://www.facebook.com/zaujie.zaujatie)

Dept. Kemuslimahan FULDFK DEW 4

Saturday, May 5, 2012

NIKMAT ALLAH SWT TANPA BATAS

 Ikhlas seorang hamba karena ia tau Allah yang maha kuasa, maha kaya, maha segalanya. Jadilah seorang hamba hanya mengharap kepada Allah saja, dengan harapan yg terbesar, karena Allah maha pemberi kebahagiaan, keselamatan dunia dan akhirat. Kepada Allah ia bersandar, menggantungkan harapan tertinggi. Karena Allah maha pemilik semua kebaikan, dan tidak akan megecewakan. Maha suci Allah dari mezalimi hambanya.
Kita sajalah tempatnya kesalahan, gak sabaran, suka mengeluh, suka ngedumel, padahal bagai seorang ibu yang menuntun anaknya untuk kebaikan buah hatinya karena siibu lebih faham dari pada sikecil yang gak tau apa-apa. Allah mengarahkan kita pada kebaikan, agar gak maksiat, agar selamat, Kita sajalah yang suka menolak, akhirnya Allah diajak berhitung, keseringan malah ngambek gak beramal karena cintanya gak sebenarnya kepada Allah, ia lupa Allah yg selama ini memberinya kehidupan. 

Kita kebanyakan gak lihat diri, apa selama ini sudah terbaik beramal shaleh, Syukurnya beloman seberapa, mengeluhnya luarbiasa..emang kite sape ? Gak ada andil kita, didalam kehidupan kecuali semua kehidupan ini ada atas kehendak-Nya semata, bukan siapa-siapa.

Agama diturunkan kepada kita, untuk jadi pegangan, agar kita ikhlas meyakini semua didalam agama adalah kebenaran, disana ada bab sabar, ada bab tawakkal, ada bab ikhlas, keseringan kita melupakan bab-bab yang lain membuat diri ini sempit hati akhirnya merugikan diri sendiri.

Contoh agama adalah pada Rasulullah SAW dan pengikutnya para shahabat, mereka menderita tetap beramal shaleh, apapun profesi mereka, mereka tetap menolong agama Allah mengajak manusia yang lain kejalan-Nya. Menyerukan kebaikan, dan mencegah kemungkaran. Ibadah mereka terbaik dalam shalatnya, sedekahnya, ekonominya, politiknya mereka selalu merujuk kepada Agama Allah, dan beramal shaleh senantiasa berhitung apa yang terbaik yang bisa diberikan untuk Allah SWT disanalah kemenangan dan kejayaan, kehidupan milik-Nya.

Bagi mereka yang ikhlas hanya mengharap Allah, sadar diri Allah yang maha terbaik dari siapapun, apapun, maka ia gak bakalan banyak tanya, mengeluh, tetapi bersegera menyambut perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Jalan ini judu diperjuangkan, bisa tahajud berjuang, bisa dhuha berjuang, bisa sedekah terbaik berjuang, buat Allah redho, apalagi seperti mereka yang terbaik para Nabi dan shahabatnya dalam menggapai redho Allah?, mereka berjuang agar kehidupan mereka manfaat menyelamatkan umat dari syirik dan maksiat, Allah yang selalu dibesarkan dengan kesungguhan dan keikhlasan, akibatnya Allah berikan mereka kejayaan didunia dan akhirat.

Dalam jalan Allah ada keberkahan, berbeda bagi mereka yang tidak Allah pedulikan, rejekinya dari judi, dari maksiat, dari korupsi, dari uang sogokan, dari kemaksiatan membuka aurat, mengajak kelalaian difikirnya jalan rejeki seperti itu baik bagi  mereka, mereka yang tidak mentaati Allah tidak peduli halal dan haram, kehidupannya tidak ada arahan, bimbingan dari Allah SWT. Ikhlaslah menjalani kehidupan, berjuanglah yang terbaik dalam ketaatan, agar Allah menjaga kita selalu dalam kebaikan. Nikmat Allah tanpa batas bagi para Hamba-Nya yg ikhlas, karena ia akan bahagia dan selamat didunia dan akhirat. Allahu a'lam

Wednesday, April 18, 2012

“Mengapa kita harus repot-repot memikirkan RUU keadilan dan kesetaraan gender ?”



Salam Pemuda-pemudi Indonesia ! Bulan April, bulan kartini, bulan yang identik dengan kisah emansipasi wanita. Emansipasi wanita yang diperjuangkan oleh R.A Kartini adalah hak perempuan untuk mendapat pendidikan yang sama dengan kaum laki-lak dan perlindungan, namun dalam perjalanannya emansipasi sering diartikan dengan kebebasan untuk bisa melakukan pekerjaan seperti laki-laki. Dan beberapa waktu ini pula salah satu bentuk yang dikatakan oleh banyak orang termasuk emansipasi wanita menjadi isu yang hangat dibicarakan, isu ini terkait dengan RUU kesetaraan gender , mengapa isu ini lagi-lagi harus dibahas ? Apa pentingnya?

Mengapa kita harus repot-repot memikirkan RUU kesetaraan gender ini? mengapa kita harus repot-repot berdiskusi tentang ini? mengapa harus berdebat mengenai ini? bukankah ini sebuah rencana aturan yang tidak akan berpengaruh signifikan terhadap keadaan politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, teknologi bangsa ini? masih banyak urusan yang lebih penting dari hanya sekedar menghabiskan waktu untuk berbicara tentang RUU ini.. ini juga tidak ada pengaruhnya dengan kita...yang mahasiswa akan tetap eksis dengan kesibukan kuliah, para ibu juga sudah bahagia dengan keluarganya, para politikus juga akan tetap berpolitik semau mereka, semua tetap akan berjalan sebagaimana mestinya walaupun RUU ini ada, lagi pula hanya soal wanita bisa melakukan apa yang bisa dilakukan oleh laki-laki, dan bukankah supaya kekerasan dan ketidakadilanterhadap wanita bisa diatasi? Lalu, apa pentingnya kita berdebat masalah ini? ya sudahlah! saling menghargai saja!

“adakah pertanyaan-pertanyaan dan pernyataan seperti itu muncul di benak teman-teman sekalian?” Jika ya, mari kita bahas bersama untuk mencari titik terang dimana sebenarnya yang dipermasalahkan dilihat dari perspektif islam. jika tidak, kita perlu tahu dan punya pandangan terkait isu ini....karena isu ini terkait dengan aqidah jika kita adalah seorang muslim...masalah aqidah bukanlah main-main...urusan agama adalah urusan sungguh-sunguh. Di bagian yang mana? Nanti akan kita bahas. Dapat pula dalam pandangan pihak lain, sepertinya kaum muslim sangat frontal mementingkan kepentingan agama mereka terkait RUU keadilan dan kesetaraan gender ini, seolah-olah hanya hukum islam yang harus diterapkan di negeri ini, padahal bukankah negeri ini adalah negara hukum dengan masyarakatnya yang begitu heterogen? Apa maksudnya umat Islam selalu berfikir untuk memasukkan hukum islam di kebijakan-kebijakan pemerintah? Bukankah sudah terlalu banyak toleransi negeri ini terhadap hukum islam dengan mengadopsi hukum Islam dalam beberapa undang-undang, contohnya saja undang-undang perkawinan? Cukup Sudah!” , “Benarkah seperti itu kawan?”

Lalu, bagaimana dengan pandangan umat lain yang tentunya juga punya ketentuan dan hak perempuan dalam perpektif agama mereka untuk dibicarakan dalam RUU ini atau bahkan perlu diperjuangkan agar tidak berlawanan dengan agama mereka ?

Islam memang agama yang mayoritas di Indonesia, namun bukanlah itu alasan utamanya, bukan pula maksud untuk memasukkan hukum Islam dengan tujuan agar bisa menguasai yang lain. Alasan utamanya adalah karena RUU ini bertentangan dengan syariat Islam, dimana bagian yang bertentangan? Akan dibahas selanjutnya, namun sebuah penyerderhanaan dari ust Habiburrahman El Shirazy lebih mudah kita pahami untuk menjelaskan pertentangan RUU ini, “ Sederhananya persamaan gender kaya gini. "Perempuan punya hak buat jadi imam shalat 5 waktu dan makmumnya laki2. Karena RUU itu membolehkan persamaan gender..
Dengan RUU, waris disamakan, poliandri dan aborsi dibolehkan, Gay, lesbian, perkawinan beda agama, bisa menjadi bagian dari undang-undang, Jika suami mencolek istrinya, sang istri tak setuju, maka itu dianggap kekerasan dalam rumah tangga. Suami diadukan ke pihak berwajib dan dikenai delik hukum. Suami bisa dikenakan hukuman 12 tahun penjara, lebih berat dibanding berzina, hanya kena 9 bulan.”
1

Suatu negara jika membuat peraturan akan dilaksanakan oleh masyarakatnya, masyarakat di Indonesia mayoritas adalah Islam, maka akan menjadi ironis , dan suatu ketidakpedulian terhadap agamanya jika Umat Islam tidak memperjuangkan dicabutnya RUU ini. Bagaimana mungkin di negara yang mayoritas Islam diterapkan hukum yang berlawanan dengan agama Mayoritas padahal yang akan melaksanakan hukum itu adalah penduduk Mayoritas? “Tapi bukankah tidak semua umat islam menentang? bukankah golongan-golongan tertentu saja yang menolak? tidak ada masalah untuk yang lain?” iya memang, karena tidak semua golongan peka, peduli, paham, mau, dan mampu menyampaikan penolakan terhadap substansi dari RUU ini.

Berbicara masalah kekerasan yang termasuk Latar belakang adanya RUU ini, di kuliah yang pernah Saya ikuti dikampus , ada wacana dari seorang narasumber yang berkecimpung dalam kekerasan terhadap perempuan dan kesetaraan gender, sejatinya beliau sempat mengatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan tidak ada pengaruhnya walaupun negara tersebut diterapkan syariat Islam, seperti di Arab misalnya,,,angka kekerasan terhadap perempuan masih saja tinggi, bahkan lebih tinggi dibanding negara-negara barat yang notabene Liberal. Lalu dimana letak kesesuain ajaran Islam dengan Implementasi di masyarakatnya? Dimana letak agama bisa diterapkan tidak bertentangan dengan budaya setempat? Jika dibilang karena Perempuan di negara-negara barat/liberal yang berpenampilan mengundang syahwat lelaki sehingga akhirnya melakukan kekerasan, berarti harusnya di Arab tidak terjadi kekerasan karena perempuannya saja berpakaian berlapis-lapis, hingga hanya terlihat matanya?! Menyikapi pernyataan ini, kita boleh saja berpendapat sesuai dengan sudut pandang masing-masing, ( namanya saja diskusi ), hanya saja mari kita melihat dari akar permasalahan munculnya kekerasan terhadap wanita ( perspektif pribadi penulis ).

Pertama, saya ingin mengatakan bahwa pakaian seorang muslimah bukan bertujuan untuk menjaga mereka dari kekerasan, bukan agar mereka tidak menarik syahwat laki-laki...tapi tujuannya adalah karena taat pada perintah Allah, karena Allah memerintahkan mereka untuk menutup Aurat yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Perkara mereka terlindungi dari semua gangguan itu karena Apapun Perintah Allah dan Rasulnya pasti ada maksudnya, itulah maksudnya agar muslimah tidak diganggu, dan sebagainya. Semua keuntungan yang diperoleh Muslimah karena menutup aurat mereka adalah Hikmah ( atau bisa dibilang sebagai akibat dari sebabnya menaati Perintah Allah & Rasul ) jadi menjalankan agama tidak bisa semata-mata dengan logika, tapi pada keyakinan hati terhadap sang pencipta. Kalau hanya pakai logika, bisa kita ambil contoh, ”kenapa umat Islam tidak boleh makan Babi?” Kalo dijawab pakai logika, “karena banyak cacing pitanya”, “cacing pita bisa dihilangkan,bisa diproses sampai benar-benar steril, kandungan dalam daging yang tidak di inginkan bisa saja diproses agar hilang sehingga tidak mengandung mudharat”. Namun bukan itu alasannya, alasannya adalah karena itu Perintah Allah, “kalau begitu, jawab saja semuanya perintah Allah! “ “memang iya”, “bukankah yang lebih tahu sampai sedetail mungkin tentang apa yang dibuat adalah sang pembuatnya? Ya begitulah kita, walaupun kadang yang membuat tidak menjelaskan, namun semua pasti ada maksudnya, bukankah yang membuat ingin apa yang dibuatnya selalu terjaga, tidak rusak?”

Namun yang dalam hal ini, saya melihat terjadinya kekerasan terhadap wanita bisa multifaktorial. Dari yang diutarakan sebelumnya, yaitu tentang angka tingkat kekerasan di Arab dibandingkan dengan negara barat,,,jujur saya sendiri belum mengecek kebenarannya pada narasumber yang mengatakan hal itu dan belum pula pada sumber lain, jikapun ada sumber yang mengatakan hasil yang seperti disebutkan oleh salah satu narasumber dalam kuliah tentang Gender di kampus saya, maka hasil suatu penelitian juga harus dicek tingkat kevalidatasannya, dan tidak hanya melihat pada satu sumber untuk menyampaikan suatu opini atau gagasan, jadi saya belum berani membahas lebih jauh mengenai ini, ( salah-salah bisa dituntut :) ) hanya saja, saya memandang kita perlu menganalisis terkait dengan kesesuain ajaran agama dan pemahaman, pengamalan umatnya. apakah selama ini kita telah menjalankan agama sesuai dengan apa yang diajarkan ? merunut pada terjadinya kekerasan terhadap wanita, asal kekerasan itu terjadi tidak lain adalah dari manusia yang melakukan kekerasan itu, manusia yang bagaimana? Manusia yang taat beragama? ”Bagaimana dengan orang yang berperilaku baik tapi tidak harus menerapkan semua ajaran agama?, kan yang penting punya perilaku baik”, “toh juga sholehah,, ga macem2, ga sampai mengundang laki-laki untuk melakukan kekerasan, bedanya Cuma casing doang,,yang penting isi, bedanya kamu pake kerudung aku ga.” Nah, hal ini yang dalam perspektif islam adalah memahami yang sebagian, namun meninggalkan sebagian yang lain, padahal agama harus dipahami secara keseluruhan, memang sebagai manusia tidak mungkin kita bisa melaksanakan semua perintah Allah, tapi apa saja yang mampu kita kerjakan, maka wajib untuk mengerjakannya dan ada kewajiban untuk mencari tahu tentang apa yang harusnya kita tahu, Allah akan melihat usaha kita.

Kita kembali ke bahasan awal, tentang Kekerasan terhadap wanita , kekerasan tidak akan terjadi jika manusia tidak melakukannya, manusia yang berkarakter dan berkepribadian baiklah yang sangat kecil kemungkinannya untuk melakukan kekerasan, dalam hal ini bisa kita sebut sebagai “akhlak”, akhlak akan terbentuk melalui proses pendidikan panjang...pendidikan sejak awal, dan yang paling awal adalah pendidikan keluarga, pendidikan oleh ibu yang sangat berpengaruh, Ibu merupakan seorang wanita. Maka dari itu, seorang wanita perlu untuk di didik sedemikian rupa...dan pendidikan terbaik dan benar adalah pendidikan yang berlandaskan agama, tentunya Islam untuk kita yang umat Muslim, bukan bentuk pendidikan yang lain, lebih-lebih lagi pendidikan sekuler yang memisahkan urusan agama dengan yang lain. Bagaimana jadinya jika wanita menjadi seperti yang dituntut dalam RUU kesetaraan Gender??? ( Coba bayangkan... seandainya ada wanita yang menuntut hak Keadilan dan kesetaraan karena merasa tersiksa mengurus anak-anaknya siang dan malam, sedangkan sang suami bekerja di kantor yang nyaman).

Sebenarnya, semua apa yang dituntut menjadi tidak perlu apabila kita semua taat terhadap ajaran agama, ( ada pernyataan: “ tapi kalau semua manusia taat,,,dunia ini ga da variasinya! Kiamat aja....!” ) Memang benar tidak ada yang semuanya taat, tapi bukan dengan mencari solusi dengan membuat aturan baru, ( tidak bisa dibilang dengan solusi ) yang sumbernya hanya logika atau bahkan nafsu manusia, lebih-lebih lagi dari liberalisme dan sekulerisme, tapi bagaimana kita kembali pada sumber utama yang mengatur kehidupan manusia, yang berasal dari Tuhan sang Pembuat Aturan hakiki.

( “ Dari tadi bicara masalah kembali ke ajaran agama,,,ajaran agama lagi! apa itu solusi? Kita butuh solusi yang cepat untuk menghentikan kekerasan secara nyata! Bukan dengan proses lama seperti itu...”), “ iya kah? Kalau kita analogikan dengan Terapi, mana yang lebih ampuh, terapi yang simptomatik atau yang kausatif? Bukankah terapi kausatif mengatasi masalah sampai ke akar-akarnya? Memang pengobatannya mulai dari sekarang, Hasil masih menunggu, dan akan butuh waktu yang tidak secepat terapi simptomatik, tapi hasilnya paten! ( ada lagi pernyataan: “Siapa Jamin ?” saya hanya bisa menjawab, Allah SWT yang Jamin ). Kalau yang simptomatik, diobati sekarang, sembuh,, tapi besok muncul lagi, besok kambuh lagi, bahkan bisa dapat komplikasi juga....perkara kita butuh solusi cepat”, ya memang! Sepakat! Tapi alangkah baiknya kalau solusi itu di tinjau dari segi penyebabnya, yaitu ada manusia yang punya karakter melakukan kekerasan...sekarang bagaimana kita memikirkan solusi untuk membentuk Karakter, karakter Prophetic yang sesuai dengan ajaran Islam. ( “wah, kalo begini nanti akan jadi kekuasaan Islam karena punya karakter Islami bahkan bisa jadi negara Islam,,, wah, ini bahaya ! berarti UU akan dihapus,,,Integrasi negara akan terpecah belah, dan umat lain tidak boleh melakukan Ibadah, dan tidak bisa menuntut hak-hak mereka.” “Begitukah?” Memang tetap akan ada pandangan lain yang menganggap ini suatu masalah, bahaya, tapi apa bahayanya??? Bukankah dahulu pada masa rasulullah hingga kekhalifahan terakhir kehidupan mereka baik-baik saja bahkan sejahtera meskipun didalam negara Islam? Karena memang sesungguhnya Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan dan pemaksaan! Masa itu Umat islam hidup berdampingan dengan yahudi, Nasrani, dsb namun tetap aman dan damai. Islam memberikan hak kepada siapa saja menentukan Pilihannya termasuk agama, dan tidak akan diusik sedikitpun, mereka saling membantu, saling menghargai.

Tidak ada ceritanya Islam harus menguasai dan menjajah mereka, yang dilakukan adalah menyeru mereka kepada Tauhid, mengesakan Allah, kalaupun tidak mau,,,akan diberi syarat dan ketangguhan agar tetap dalam Perlindungan negara, apa syaratnya? Bahasan ini masuk wilayah shirah, silakan baca tentang shirah nabawi hingga kekhalifahan. Kalaupun kita pernah tahu mengenai peperangan dalam sejarah peradaban Islam, harus dikaji lebih dalam mengapa itu bisa terjadi, bagaimana Islam mengaturnya, dan bagaimana Perang itu dilaksanakan oleh umat Islam, tidak hanya melihat dan mendengar secara sepihak yang kadang sumbernya pun berpihak pada paham tertentu.

Dari sini, maka muncul pandangan ( Pribadi Penulis ), jika anda bukan muslim...tidak masalah, kami yakin anda percaya bahwa agama yang anda anut adalah benar menurut anda, ya silakan, kita saling menghargai, dan didik keluarga anda dengan karakter yang diperintahkan oleh agama anda, dan jikapun RUU ini bertentangan dengan ajaran agama anda,,,berarti kita punya misi yang sama untuk tidak menerima/TIDAK SETUJU diterapkannya RUU ini,,jikapun tidak bertentangan dengan ajaran agama anda,, maka hargailah ada ajaran agama lain yang patut diperjuangkan agar tidak menentang ajaran itu hanya karena sebuah RUU yang dibuat oleh manusia. Apakah kita sepakat? ^_^ banyak maaf, semoga Tuhan mengampuni kita semua.

Waktu tidak banyak lagi. KMKI akan bantu menyampaikan surat ibu MT, insists sudah bergerak, miumi dan majalah gontor juga sudah bergerak. Semoga teman-teman lain juga mau bergerak. Sebagai seorang muslim sudah menjadi kewajiban untuk melakukan kritisi terhadap RUU KKG ini, dan sudah sepantasnya umat muslim menolaknya. Untuk membela hukum Allah.

Semoga bermanfaat :)

Sebagai penguat opini penulis, kita perlu mengkaji latar belakang munculnya RUU ini, dan alasan yang tidak tepat dan tidak sesuai ajaran agama tersebut. Silakan berpendapat......

a. LATAR BELAKANG MUNCULNYA RUU KKG

Dalam Naskah Akademik tentang Kesetaraan Gender (NA RUU KKG) disebutkan bahwa Rancangan Undang Undang Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU KKG) perlu disusun karena adanya ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia dalam memperoleh manfaat yang sama dan adil dari hasil-hasil pembangunan antara laki-laki dan perempuan. Ketimpangan itu, katanya, disebabkan kuatnya budaya patriarki sehingga terjadi subordinasi, ketidakberdayaan perempuan dan anak dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Sekilas tampak RUU KKG ini menawarkan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi kaum perempuan Indonesia dan dapat melindungi mereka dari tindak kekerasan, deskriminasi serta hal-hal lainnya yang dapat menghilangkan hak-hak kaum perempuan. Namun apabila kita mau mengkaji lebih dalam, banyak hal yang perlu dikritisi dari RUU KKG tersebut. Salah satunya adalah konsep “Kesetaraan Gender” yang dijadikan alat analisis atau metodologi dalam perumusan norma-norma hukum RUU tersebut.

Dilihat dari latar belakang historis, konsep kesetaraan gender lahir dari pemberontakan perempuan Barat akibat penindasan yang dialami mereka selama berabad-abad lamanya. Sejak zaman Yunani, Romawi, dan Abad Pertengahan (the Middle Ages) , dan bahkan pada Abad Pencerahan sekali pun, Barat menganggap wanita sebagai makhluk inferior, manusia yang cacat, dan sumber dari segala kejahatan atau dosa. Itu kemudian memunculkan gerakan perempuan Barat yang menuntut hak dan kesetaraan perempuan dalam bidang ekonomi dan politik yang pada akhirnya dikenal dengan sebutan feminis. Kelahiran feminisme dibagi menjadi tiga gelombang. 2

Dari latar belakang historis munculnya konsep kesetaraan gender, kita dapat menilai bahwa konsep ini secara substansial sangat bertentangan dengan nilai-nilai dan ajaran agama Islam. Alasannya, pertama; feminisme dibesarkan dan tumbuh subur bersamaan dengan liberalisme dan sekularisme yang telah mencabut nilai-nilai spiritual dalam peradaban Barat. Sebagaimana kaum feminis Barat, kelompok yang menamakan diri “feminis muslim” juga menuding bahwa salah satu faktor yang paling mengemuka dalam timbulnya ketidakadilan gender adalah interpretasi ajaran agama yang sangat didominasi bias gender dan bias nilai-nilai patriakal.

Mereka menganggap perlu dilakukan pembacaan ulang dan dekonstruksi atas penafsiran lama yang dinilai memiliki kecenderungan memanipulasi dan memanfaatkan ajaran Islam untuk melegitimasi kekuasaan patriarki. Oleh karena itu, apabila konsep kesetaraan gender ini diterima, maka para feminis yang notabene ‘anti otoritas’, akan merasa berhak menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an tanpa mengikuti metodologi ulama-ulama terdahulu sehingga akan terjadi dekonstruksi syariat Islam secara besar-besaran guna meloloskan kepentingan misi kaum liberal. Kesetaraan gender memang produk feminisme, dan feminisme adalah anak dari liberalisme yang memusuhi agama sebagaimana agama Kristen yang tersapu oleh gelombang liberalisme di Barat. Itulah fakta.1

Penjelasan lebih lanjut silakan buka link: http://muslimdaily.net/opini/opini-17/akar-masalah-konsep-ruu-kesetaraan-gender.html

Dari sisi pandangan umum, Merujuk pada draf RUU KKG yang disusun oleh Timja pada 24 Agustus 2011, ternyata hal-hal yang dibahas dalam Ketentuan Umum Bab I pasal 1 sangat bermasalah. Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi juga memberi beberapa kritik mendasar terhadap RUU ini. Utamanya terkait dengan istilah “Kesetaraan Gender”. Sebagai gantinya beliau melontarkan istilah “Keserasian Gender” sebuah gagasan cerdas untuk menjembatani gap antara karakter dasar dan peran sosial yang terlahir dari pendefinisian Timja RUU ini.

Secara umum, definisi yang diberikan untuk istilah-istilah seperti “gender”, “kesetaraan gender”, “keadilan gender”, “diskriminasi”, “pengarusutamaan gender”, “analisis gender”, dan “anggaran responsif gender” cenderung memarjinalkan nilai-nilai agama, memisahkan aspek biologis dan peran sosial, serta sarat dengan muatan feminisme Barat yang sekular dan seksis.

Berikut adalah sekilas contoh beberapa definisi yang bermasalah dalam ketentuan umum:
1. “Gender adalah pembedaan peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial budaya yang sifatnya tidak tetap dan dapat dipelajari, serta dapat dipertukarkan menurut waktu, tempat dan budaya tertentu dari satu jenis kelamin ke jenis kelamin lainnya”.
Kritik: a) Definisi di atas terlalu memisahkan aspek biologis dan sosial, padahal konstruk sosial dipengaruhi oleh aspek-aspek biologis. b) Definisi ini berarti membakukan teori gender yang tidak tunggal dan menghilangkan sifat dasar gender yang lentur dan tidak tetap seperti disebut dalam definisi. c) Kalimat “…dapat dipertukarkan menurut waktu..dst” berarti perempuan bisa mengambil seluruh peran laki-laki, dan laki-laki dapat mengambil seluruh peran perempuan. Hal ini akan sangat bertentangan dengan realitas sosial dan ajaran-ajaran agama dan budaya yang ada. Nilai-nilai feminisme konservatif memandang bahwa feminine dipandang simbol kelemahan dan ketergantungan. Untuk menghapus imej ini dalam diri perempuan, peran masculine dalam ranah publik maupun domestik perlu direbut. Sebab bagi kaum feminis tidak ada alasan biologis yang mengharuskan perempuan menjadi lembut dan laki-laki harus tegas.
Saran alternatif: Gender bisa didefinisikan sebagai perbedaan dan pembedaan peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil dari perbedaan biologis yang sifatnya tetap dan pembedaan konstruksi sosial budaya yang sifatnya tidak tetap dan dapat dipelajari. ( RUU KKG, Bab I, pasal 1).


2. “Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi dan posisi bagi perempuan dan laki-laki untuk mendapatkan kesempatan mengakses, berpartisipasi, mengontrol dan memperoleh manfaat pembangunan di semua bidang kehidupan”. (RUU KKG, Bab I, pasal 1)
Kritik: a) Arti kesetaraan di sini bermasalah. Sebab (i) kondisi dan posisi laki-laki dan perempuan yang dipengaruhi oleh aspek biologis tidak dapat disetarakan. (ii) kesetaraan di semua bidang kehidupan adalah mustahil. (iii) kesetaraan berbeda dengan “kesamaan”. Kesetaraan 50-50 tidak bisa dicapai oleh negara manapun. (iv) Semua agama membeda-bedakan posisi perempuan dan laki-laki, baik dari aspek biologis, maupun sosial.
Saran alternatif: Keserasian Gender adalah pembagian peran antara perempuan dan laki-laki dalam mendapatkan kesempatan mengakses, berpartisipasi, mengontrol dan memperoleh manfaat pembangunan di semua bidang kehidupan tanpa meninggalkan kodrat dan identitas jenis kelaminnya, sesuai dengan budaya, agama dan keyakinan masyarakat.3

Baca lebih lanjut di : http://insistnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=319:ketentuan-umum-ruu-gender-problematik&catid=4:henri-shalahuddin

B. Keseteraan gender dalam perspektif Islam

Baca tentang “RUU Kesetaraan Gender: Perspektif Islam” http://myquran.org/forum/index.php?topic=76433.0

Posisi Kaum Perempuan dalam Islam http://fsldk.org/

Draft RUU KKG à http://www.mediafire.com/?nr3ql9y5wompqa2

Sumber :

1. Media Nasional; Forum silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Indonesia. Dipublikasi 06 April 2012. http://fsldk.org/. Diakses tanggal 7 April 2012.

2. Akar Masalah Konsep RUU Kesetaraan Gender. Dipublikasi 30 Maret 2012. http://muslimdaily.net. Di akses tanggal 7 April 2012.

3. Shalahuddin, H. Dipublikasi 02 April 2012. Ketentuan Umum RUU Gender Problematik . http://insistnet.com. Diakses tanggal 7 April 2012.

ditulis oleh: Shinta Septiarina ( Mahasiswi S1 Pend. Dokter FK UGM, Kemuslimahan FULDFK, Kemuslimahan KaLAM FK UGM )

Sunday, April 1, 2012

Kopi


Kopi merupakan salah satu minuman yang paling digemari banyak orang. Dari setiap tiga orang di dunia, salah satunya adalah peminum kopi. Kopi memang sungguh nikmat jika diminum baik pagi hari, atau saat malam hari ketika pekerjaan menumpuk. Kopi merupakan salah satu minuman yang paling dinikmati banyak orang. tidak sekadar diteguk saja, namun juga dinikmati. Bisnis kopi pun telah menjadi bisnis puluhan milyar dolar, yang hanya mampu disaingi oleh bisnis minyak bumi.

Kata kopi atau dalam bahasa Inggris coffee berasal dari bahasa Arab qahwah, yang berarti kekuatan. Kemudian kata kopi yang kita kenal saat ini berasal dari bahasa Turki yaitu kahveh yang kemudian belakangan menjadi koffie dalam bahasa Belanda dan coffee dalam bahasa Inggris. Kata tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kopi.

Dilema Minum Kopi dan Bahaya Kopi

Meski minum kopi sungguh nikmat, namun minuman ini sering memunculkan berbagai dilema. Beberapa penelitian menunjukkan bahaya dari minum kopi. Bahkan pada jaman dahulu, di Timur Tengah, kopi sempat menjadi minuman yang haram karena sering menimbulkan efek negatif. Apa saja bahaya dari kopi yang nikmat ini?

Konsumsi kopi telah dikenal begitu luas dewasa ini, dan berbagai peringatan dari para ahli telah berulang kali diungkapkan selama bertahun-tahun terhadap banyaknya bahaya yang mengancam para peminum kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para penggemar kopi harus mewaspadai bahaya yang bisa timbul dari kebiasaan minum kopi mereka. Bahaya tersebut antara lain penyakit jantung, diabetes dan bahkan beberapa jenis kanker. Meski demikian, banyak orang mengabaikan peringatan ini. Mengapa?

Selama beberapa tahun belakangan ini, para peneliti telah mempublikasikan hasil penelitian mereka mengenai akibat minum kopi. Namun kesimpulan yang dibuat para peneliti ini belum sampai ke kesimpulan yang meyakinkan. Mengapa? Karena biasanya para peneliti hanya meneliti bahaya dari kafein, salah satu dari 500 kandungan kimia alami dalam secangkir kopi. Jadi sebenarnya penelitian terhadap kopi memang masih belum final dan masih jauh lebih kompleks.

Kafein yang terkandung dalam kopi memiliki efek stimulan yang cukup berbahaya. Kafein dapat menyebabkan seseorang sulit tidur. Kafein juga menyebabkan seseorang sulit mengendalikan emosi serta sulit berkonsentrasi. Kafein juga diindikasikan bisa memicu kanker.

Sebuah penelitian di Belanda menunjukkan bahwa kopi dapat meningkatkan kolesterol hingga 10 persen. Khususnya jika kopi yang diminum tanpa disaring dan langsung dipanaskan. Kolesterol sendiri dikenal sebagai penyebab gangguan jantung. Seorang ahli nutrisi dari Inggris merekomendasikan untuk minum kopi yang segar dan bukan kopi yang sudah diolah, dipanaskan dan dididihkan selama beberapa waktu.

Bagi para penggemar kopi, para ahli menyarankan untuk minum kopi secara wajar. Hindari minum lebih dari enam cangkir kopi dalam sehari. Bagi mereka yang mengalami gangguan jantung, gangguan ginjal dan tekanan darah tinggi sebaiknya minum kopi cukup satu cangkir sehari. Untuk wanita hamil dan menyusui, sebaiknya juga minum tidak lebih dari secangkir kopi sehari. Kopi memang nikmat, namun kesehatan jauh lebih penting dibanding menikmati kopi secara berlebih.

Selamat menikmati secangkir kopi Anda!


(Dept. Kemuslimahan FULDFK DEW 4)

Sunday, March 25, 2012

Bertemu Jodoh





Diusianya yang sudah menginjak tiga puluhan telah membuat resah hatinya. Apalagi adiknya telah lebih dulu menikah. Sebenarnya secara fisik, Allah telah memberikan begitu banyak anugerah, selain cantik dan juga cerdas sehingga banyak orang yang mempertanyakan tentang kesendiriannya. Bahkan mereka berpikir dirinya terlalu banyak memilih. Terkadang yang membuat dia menangis setiap kali ibundanya melihat dirinya seolah berkata "Kapan kamu menikah anakku?" Hatinya terasa perih. Setiap malam selalu berdoa berharap agar segera hadir laki-laki yang sholeh datang untuk melamarnya. Bahkan ikhtiarpun telah dilakukan untuk menjemput jodohnya dengan bershodaqoh di Rumah Amalia. Bukan hanya sebuah harapan namun juga sesuatu yang akan menjadi kenyataan.

Haripun berlalu begitu cepat. Suatu hari tiba-tiba dirinya merasakan sakit pada perutnya. Mual yang dahsyat, muntah-muntah hebat. Sampai harus ditangani di UGD. Entah apa yang terjadi, langsung tak sadarkan diri. Ketika membuka mata terlihat wajah ibunda, bapak dan adiknya telah berada disampingnya. Terdengar isak tangis, lalu dirinya tertidur lelap. Terdengar suara lembut menyapanya, "Sudah bangun Mbak?" Dia hanya bisa tersenyum kepada dokter yang merawatnya. Wajahnya seolah tidak asing. "Sepertinya saya mengenal? Dimana ya?" gumamnya terdengar lirih. "Benar, Kita memang saling mengenal Mbak, saya adalah teman Mbak sewaktu SMA.."jawab dokter itu. "Ya Allah," teriaknya dalam hati. Dia ingat, dokter yang merawatnya adalah temannya yang cupu sewaktu duduk dibangku SMA, dia dulu pernah "menembaknya." Menyatakan cinta kepada dirinya dengan mengirimkan surat dan semua itu berlalu begitu saja.

Laki-laki itu bercerita tentang dirinya, tentang setamat SMA melanjutkan kuliah sampai perjalanannya menjadi seorang dokter. Diapun bercerita perjalanan hidupnya. Hubungan menjadi terjalin lebih dekat. Sebagai seorang dokter yang mengawasi kesehatan pasiennya membuat banyak waktu untuk berbincang. Keduanya saling menaruh hati seolah sudah saling mengetahui isi hatinya. Begitu keluar dari Rumah Sakit. Dokter yang merawatnya itu langsung melamarnya. Pernikahannya berlangsung sederhana. Baginya sangat disyukuri karena telah menjemput jodoh, sosok laki-laki yang membuat hidupnya bahagia. "Ya Allah, aku bersyukur padaMu telah memberikan aku kesabaran untuk bertemu dengan belahan jiwaku. Ternyata sakitku membawa keberkahan yang mempertemukan aku dengan jodohku. Alhamdulillah, Terima kasih Ya Allah atas semua takdirMu." Air matanya bergulir membasahi pipi bertemu dengan jodohnya yang tak diduga.

---
Sahabatku, yuk..aminkan doa ini untuk mendapatkan jodoh yg terbaik dari sisi Allah, membina keluarga sakinah mawaddah warahmah. 'Rabbana hablana milladunka zaujan thayyiban wayakuna shahiban lii fiddini waddunya wal akhirah' Artinya. 'Ya Tuhan kami, berikanlah kami pasangan yg terbaik dari sisiMu, pasangan yg juga menjadi sahabat kami dlm urusan agama, urusan dunia & akhirat.'

Wassalam,
Muhamad Agus Syafii