Wanita di masa
jahiliah tidak memiliki nilai sedikitpun dalam kehidupan manusia. Status sosial
wanita menurut bangsa Arab sebelum Islam sangatlah rendah. Hingga sampai pada
tingkat kemunduran dan keterpurukan, kelemahan dan kehinaan, yang terkadang
keadaannya sangat jauh dari martabat kemanusiaan. Wanita tidak memiliki hak
memprotes atau ikut bermusyawarah dalam urusan suaminya. Segala urusannya
diserahkan kepada walinya. Dan adat bangsa jahiliah yang paling buruk adalah
mengubur hidup-hidup bayi perempuan.
Lalu bagaimana
dengan sekarang? Masih lemahkah seorang wanita? Tentu saja tidak. Wanita-wanita
menakjubkan telah bermunculan. Bahkan sejak zaman Rasullulah saw. Mereka
mencetak bermacam-macam prestasi baik dalam bidang sosial budaya, agama, bahkan
politik. Siapa sajakah mereka? J
Yang pertama
adalah Siti Aisyah. Siapa sih yang
tidak tau Siti Aisyah. Beliau adalah salah satu istri Rasulullah saw. Bahkan
sejak kecil, Aisyah tidak lupa tetap menjaga etika dan adab sopan santun ajaran
Rasulullah di setiap kesempatan.
Apa saja sih
keistimewaan wanita ini? Yuk kita baca satu persatu. Yang pertama
:Beliau adalah satu-satunya
istri Rasulullah SAW yang dinikahi tatkala gadis, berbeda dengan istri-istri
Rasulullah SAW yang lain karena mereka dinikahi tatkala janda. Kedua: Beliau adalah orang yang paling
dicintai oleh Rasulullah SAW dari kalangan wanita Suatu ketika Amr bin al-Ash
bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling
engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah.” “Dari kalangan laki-laki?” tanya Amr. Beliau
menjawab, “Bapaknya.”
(HR. Bukhari (3662) dan Muslim (2384)). Ketiga: Aisyah
adalah wanita yang paling alim daripada wanita lainnya. Berkata az-Zuhri,
“Apabila ilmu Aisyah dikumpulkan dengan ilmu seluruh para wanita lain, maka
ilmu Aisyah lebih utama.” (Lihat Al-Mustadrak Imam Hakim (4/11)). Berkata
Atha’, “Aisyah adalah wanita yang paling faqih dan pendapat-pendapatnya adalah
pendapat yang paling membawa kemaslahatan untuk umum.” (Lihat al-Mustadrok Imam
Hakim (4/11)). Berkata Ibnu Abdil Barr, “Aisyah adalah satu-satunya wanita di
zamannya yang memiliki kelebihan dalam tiga bidang ilmu: ilmu fiqih, ilmu
kesehetan, dan ilmu syair.” Keempat: Para
pembesar sahabat apabila menjumpai ketidakpahaman dalam masalah agama, maka
mereka datang kepada Aisyah dan menanyakannya hingga Aisyah menyebutkan
jawabannya. Kelima: Tatkala
istri-istri Nabi SAW diberi pilihan untuk tetap bersama Nabi SAW dengan
kehidupan apa adanya, atau diceraikan dan akan mendapatkan dunia, maka Aisyah
adalah orang pertama yang menyatakan tetap bersama Nabi SAW bagaimanapun
kondisi beliau sehingga istri-istri Nabi SAW yang lain mengikuti pilihannya. Keenam: Syari’at tayammum disyari’atkan
karena sebab beliau, yaitu tatkala manusia mencarikan kalungnya yang hilang di suatu
tempat hingga datang waktu shalat namun mereka tidak menjumpai air hingga
disyari’atkanlah tayammum. Ketujuh: Aisyah
adalah wanita yang dibela kesuciannya dari langit ketujuh. Kedelapan: Barang siapa yang menuduh beliau telah berzina maka dia
kafir, karena Al-Quran telah turun dan menyucikan dirinya, berbeda dengan
istri-istri Nabi SAW yang lain. Kesembilan:
Dengan sebab beliau Allah SWT mensyari’atkan hukuman cambuk bagi orang yang
menuduh wanita muhshanat (yang menjaga diri) berzina, tanpa bukti yang
dibenarkan syari’at. Kesepuluh: Tatkala
Rasulullah SAW sakit, Beliau memilih
tinggal di rumah Aisyah dan akhirnya Beliau pun meninggal dunia dalam dekapan
Aisyah. Wau, sungguh mulianya beliau J.
Nah,
itu dari zaman Rasulullah. Apakah dari jaman ini tidak ada? Tentu saja ada.
Lihat saja wanita asal Yaman yang bernama lengkap Tawakul Abdus Salam Karman. Bagi
kita, seorang ibu muda berusia 32 tahun tidak mungkin mampu melengserkan sebuah
rezim yang berusia 30 tahun, tapi Tawakul Karman berhasil membuktikannya, ia
dikenal sebagai “Ibu Revolusi” Yaman dan memimpin berbagai unjuk rasa hingga
menggulingkan Presiden Ali Abdullah Saleh yang diktator. Muslimah dengan tiga
anak ini memperoleh perhatian besar di Yaman setelah keterlibatannya
sebagai jurnalis Yaman (Kelompok “Jurnalis Wanita Tanpa Kekangan” yang kritis
menyoroti berbagai isu sosial politik, terutama perempuan dan hak asasi
manusia) pada tahun 2005 dan pendukung layanan berita telepon genggam pada
tahun 2007, yang setelah itu ia memimpin protes demi kebebasan pers. Ia
mengadakan unjuk rasa setiap pekan pada hari selasa sejak Mei 2007.
Tawakul Karman mungkin berbeda
dengan aktivis lain. Oktober lalu ia terlibat perselisihan dengan anggota partai
ultra-konservatif, setelah menerbitkan tulisan yang mendorong partai agar
melarang Undang-undang yang membolehkan menikahi menikahi anak perempuan di
bawah usia 17 tahun. Meskipun perempuan telah terpilih ke parlemen, negara itu
masih tidak memiliki syarat usia pernikahan minimal bagi perempuan. Dalam
beberapa kasus, gadis-gadis semuda 7 atau 8 diperbolehkan menikah.
Organisasi yang dipimpinnya juga
menantang adat tradisional dengan mencoba menghentikan pernikahan anak-anak,
membuka kelas keaksaraan untuk anak perempuan, serta mendorong perempuan untuk
menuntut hak mereka di rumah. Kaum hawa juga masih banyak yang menderita gizi
buruk karena keluarga cenderung mengistimewakan anak laki-laki. Ia mengangkat
derajat perempuan di negara seperti Yaman yang masih diperintah secara kesukuan
dan chauvinisme para lelaki.
“Orang-orang ekstrimis membenci
saya. Mereka berbicara tentang saya di masjid-masjid dan mengeluarkan selebaran
yang mengutuk saya tidak islami. Mereka mengatakan saya sedang mencoba untuk
mendorong perempuan menjauh dari rumah mereka,” katanya kepada Guardian Maret
lalu. Mungkin karena itu pula ia dijuluki sebagai “Wanita Besi”.
Aktivitas dan sepakterjangnya
dalam dunia sosial politik membuat banyak orang tidak menyukainya. Bahkan
banyak yang ingin membunuhnya. Berkali-kali ia diancam bunuh. Pada tahun 2010,
ia lolos dari maut ketika seorang pembunuh wanita berusaha menikamnya dengan
belati tradisional yang dikenal sebagai jambiya. Tawakul Karman mengatakan
banyak pendukung nya membantunya bertahan dari serangan tersebut. Pada 26
januari 2011, saudaranya, Tariq Karman, ditelepon oleh seseorang yang
diperkirakan adalah Presiden Ali Abdullah Saleh yang menyatakan ancaman akan
membunuh Tawakul Karman jika ia tidak menghentikan unjukrasa yang digalangnya.
Bahkan awal tahun 2011, bulan Januari, dunia menyorotnya karena ia ditangkap
oleh pemerintah Yaman dari dalam mobilnya. Ia pun dijebloskan ke dalam penjara.
Padahal bukan hanya kali ini saja ia dipenjara oleh rezim Ali Abdullah Saleh,
ia berkali-kali dipenjara. Hal itu memicu ribuan demonstran turun ke jalan
menuntut pembebasannya. Hal inilah yang mendorong revolusi Yaman, Tawakul
karman menyebutnya “Revolusi Melati”.
Alumnus Universitas Sains dan
teknologi serta Universitas Sana’a ini terus berjuang mengkampanyekan
perdamaian, kesetaraan hak, dan politik yang berkeadilan. Dalam kampanyenya
terkait dengan demokrasi, ia menyatakan bahwa agama bukanlah ancaman bagi
demokrasi.
“Semua agama, mereka menghormati
demokrasi. Mereka menghormati hak asasi manusia, mereka menghormati seluruh
nilai yang kita semua bawa,” kata Karman. Menurutnya, masalahnya bukan terletak
pada agama itu sendiri, melainkan pada interpretasi tidak toleran dari sebagian
pengikut agama.
Atas kampanye dan perjuangannya
tanpa kekerasan, Komite Nobel menganugerahkannya penghargaan Nobel Perdamaian
(tahun 2011) bersama dua wanita lainnya, Presiden Liberia Ellen Johnson-Sirleaf
dan Leymah Gbowee. Atas penghargaan tersebut, Tawakul Karman menjadi wanita
Arab pertama yang memperoleh penghargaan Nobel, sekaligus termuda dengan umur
32 tahun. Penghargaan ini merupakan simbol kerhormatan perempuan Dunia Arab dan
Dunia Islam. Selain memperoleh Nobel Perdamaian pada bulan Oktober 2011 ini,
penghargaan teraktual yang diterimanya adalah sebagai urutan pertama pada Foreign
Policy Top 100 Global Thinkers of 2011. Sebelumnya Karman pun
menerima Penghargaan Perempuan Pemberani Internasional pada Maret 2010.
Bagi kaum Muslimah, Tawakul Karman
memberikan nasihat, “Perempuan harus berhenti menjadi atau merasa bahwa mereka
adalah bagian dari masalah, tapi harus menjadi bagian dari solusi. Kami telah
terpinggirkan untuk waktu yang lama dan sekarang adalah waktunya bagi perempuan
untuk berdiri dan menjadi aktif tanpa perlu meminta izin. Ini adalah
satu-satunya cara untuk memberikan potensi kita kepada masyarakat Yaman.”
Saat jaman Rasulullah udah ada.
Jaman sekarang udah ada. Rasanya masih kurang afdol nih kalau enggak dari
negeri tercinta ini. Ada enggak sih? Tentu saja ada. Siapa lagi kalau bukan Almarhum Yoyoh Yusroh. Beliau adalah seorang mujahidah dakwah, ustadzah,
muballighoh, dan seorang bunda yang penuh kesabaran. Masyrakat banyak
mengenalnya sebagai anggota DPR RI dari Fraksi PKS yang sangat gigih
memperjuangkan RUU pornografi. Usulan cerdas beliau tentang kemungkinan tentara
TNI wanita berjilbab juga menarik banyak pihak untuk mencermati langkah beliau.
Keterlibatannya di kerja dewan sejak tahun 1999 tidak menyurutkan langkahnya
dalam dakwah dan tarbiyah di tengah masyarakat. Taujihat dan ceramahnya senantiasa
dinanti setiap kader dakwah khususnya akhwat muslimah.
Nah, sekarang apa saja sih
contoh-contoh teladan yang berharga yang patut kita contoh. Pertama: Teladan fisik yang kuat dan
Komitmen dalam Menjaga Kesehatan. Aktivitas dakwah membutuhkan energi yang luar
biasa. Beliau menekankan kita untuk mengonsumsi banyak sayur dan buah-buahan,
serta meninggalkan segala jenis makanan instan berpengawet. Lebih tegas, beliau
menjelaskan: “Rahim seorang wanita harus dipersiapkan untuk menghasilkan
generasi yang terbaik. Jadi makanlah hanya sesuatu yang halal dan toyib.” Kedua: Kesabaran Luar Biasa. Ketiga: Aktif bergerak. Beliau aktif
tidak hanya dalam negeri tetapi juga luar negeri (ikut dalam perjuangan
internasional membela palestina). Sejumlah tanda jasa pernah diterimanya,
seperti International Muslim Women Union
(IMWU) tahun 2001 dan 2003 serta Mubaligh National dari Departemen Agama RI
tahun 2001. Keempat: Ruhiyah Tinggi. Beliau
senantiasa menyelesakan tilawah tiga juz setiap hari. Ketika ditanya bagaimana
mungkin menyempatkan diri untuk tilawah sebanyak itu setiap hari, beliau
menjawa dengan yakin dan mantap: “Justru karena sibuk dan banyak hadapi aneka
persoalan serta begitu beragam manusia, maka harus memperbanyak Al-Qur’an. Kelima: Penyayang dan Peduli.
Nah, itu
contoh-contoh muslimah yang menakjubkan. Jaman Rasulullulah ada. Jaman sekarang
juga ada bahkan mendapatkan penghargaan bergengsi bernama Nobel. Siapa sih yang
enggak mau. Eits, tapi inget, diniatkan karena Allah ya, jangan karena
penghargaan. Yuk, muslimah berkarya. Inget sabda Rasullulah: "Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling banyak
manfaatnya." :D
SEMANGAT!!!
^_^