Tempo hari, Nisa sudah memaparkan perbedaan
KERUDUNG dengan JILBAB
Dan sekarang yang akan di bahas adalah JILBAB hati..?
Seringkali, kita menjumpai wanita yang berada di sekeliling kita, begitu ditnyakan, “kapan berjilbab ukhti?”. Jawabannya macem-macem, diantaranya :
1. “belum siap”
2. "Mendingan begini daripada tidak memakai sama sekali " (maksudnya pake kerudung tapi masih baju press body en celana jeans ketat)
3. "Kok kamu yang ribut, khan emang sudah menjadi mode yang seperti ini!"
Dan jawaban yang trend itu “jilbabin hati dulu, baru jilbabin badan karena percuma pake jilbab tapi hanya buat nutupin kedok, kelakuannya busuk bla bla bla…”, “Iman itu terletak di hati bukan dipakaian, jadi JILBABIN HATI dulu”
Masya Allah, kok bicaranya seperti itu ya? Merasa lebih baik daripada wanita-wanita yang sedang berusaha menutup auratnya, hebat sekali jika kata-kata tadi keluar dr mulut anda, berani mngatakan sprti itu! Tidak jaga bicaranya...
Hmm…
Kalo ada org sperti itu, tanyakan kembali, “sudahkah anda menjilbabi hati anda? Knp bicara sprit itu?”
Back to topick, menyangkal pernyataan “jilbabin hati”
Banyak dari mereka tidak mengenakan jilbab dengan alasan masih merasa hatinya belum terjilbabi. Statemen ini awalnya merebak di kalangan artis. Untuk menghindari dan mengingkari perintah MENUTUP AURAT. Mereka menggunakan alasan di atas untuk menguatkan alasannya membiarkan berpakaian tapi telanjang ditempat umum.
Pada hari ini, artis sudah seperti ‘berhala baru’ bagi anak muda. Tidak mengenal sahabat Rasulullah sudah menjadi hal yang patut di contoh, tapi tidak punya idola artis akan mendapat julukan kampungan, kuper dll. Setelah artis dijadikan berhala baru yang diidam-idamkan, dipuji-puji, dikagumi, apa saja yang artis lakukan akan di ikuti, termasuk artis yang tidak menutup aurat.
Dalam kenyataannya, statemen ‘ingin menjilbabi hati’ ini telah melekat di hati banyak wanita muda. Mereka enggan menutup aurat dengan alasan masih belum siap dan ingin menjilbabi hatinya dulu. Sebenarnya mereka ini bukan tidak siap, tetapi bisa jadi ENGGAN MELAKUKAN PERSIAPAN. Padahal perintah hijab itu bukan perintah biasa, tetapi perintah Allah SWT secara langsung bagi wanita beriman.
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan anak-anak orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-Ahzab 59).
Jika wanita islam enggan menutup aurat, lantas apa bedanya mereka dengan wanita non muslim? Sesungguhnya hijab itu adalah pembeda antara wanita muslim dengan non muslim.
Tidak ada satupun ada perintah yang mengatakan bahwa jilbab hati itu merupakan hal yang urgent dibanding jilbab fisik. Statemen jilbab hati muncul dari kalangan mereka yang sebenarnya enggan memakai JILBAB syar’i.
Seringkali, kita menjumpai wanita yang berada di sekeliling kita, begitu ditnyakan, “kapan berjilbab ukhti?”. Jawabannya macem-macem, diantaranya :
1. “belum siap”
2. "Mendingan begini daripada tidak memakai sama sekali " (maksudnya pake kerudung tapi masih baju press body en celana jeans ketat)
3. "Kok kamu yang ribut, khan emang sudah menjadi mode yang seperti ini!"
Dan jawaban yang trend itu “jilbabin hati dulu, baru jilbabin badan karena percuma pake jilbab tapi hanya buat nutupin kedok, kelakuannya busuk bla bla bla…”, “Iman itu terletak di hati bukan dipakaian, jadi JILBABIN HATI dulu”
Masya Allah, kok bicaranya seperti itu ya? Merasa lebih baik daripada wanita-wanita yang sedang berusaha menutup auratnya, hebat sekali jika kata-kata tadi keluar dr mulut anda, berani mngatakan sprti itu! Tidak jaga bicaranya...
Hmm…
Kalo ada org sperti itu, tanyakan kembali, “sudahkah anda menjilbabi hati anda? Knp bicara sprit itu?”
Back to topick, menyangkal pernyataan “jilbabin hati”
Banyak dari mereka tidak mengenakan jilbab dengan alasan masih merasa hatinya belum terjilbabi. Statemen ini awalnya merebak di kalangan artis. Untuk menghindari dan mengingkari perintah MENUTUP AURAT. Mereka menggunakan alasan di atas untuk menguatkan alasannya membiarkan berpakaian tapi telanjang ditempat umum.
Pada hari ini, artis sudah seperti ‘berhala baru’ bagi anak muda. Tidak mengenal sahabat Rasulullah sudah menjadi hal yang patut di contoh, tapi tidak punya idola artis akan mendapat julukan kampungan, kuper dll. Setelah artis dijadikan berhala baru yang diidam-idamkan, dipuji-puji, dikagumi, apa saja yang artis lakukan akan di ikuti, termasuk artis yang tidak menutup aurat.
Dalam kenyataannya, statemen ‘ingin menjilbabi hati’ ini telah melekat di hati banyak wanita muda. Mereka enggan menutup aurat dengan alasan masih belum siap dan ingin menjilbabi hatinya dulu. Sebenarnya mereka ini bukan tidak siap, tetapi bisa jadi ENGGAN MELAKUKAN PERSIAPAN. Padahal perintah hijab itu bukan perintah biasa, tetapi perintah Allah SWT secara langsung bagi wanita beriman.
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan anak-anak orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-Ahzab 59).
Jika wanita islam enggan menutup aurat, lantas apa bedanya mereka dengan wanita non muslim? Sesungguhnya hijab itu adalah pembeda antara wanita muslim dengan non muslim.
Tidak ada satupun ada perintah yang mengatakan bahwa jilbab hati itu merupakan hal yang urgent dibanding jilbab fisik. Statemen jilbab hati muncul dari kalangan mereka yang sebenarnya enggan memakai JILBAB syar’i.
Created by : Annisa Mutiara Hati
(http://www.facebook.com/zaujie.zaujatie)
Dept. Kemuslimahan FULDFK DEW 4
Dept. Kemuslimahan FULDFK DEW 4
No comments:
Post a Comment